Cover design : dinirosa & tito adi
MERAIH BINTANG
Oleh : Dini Rosanty
Mimpi adalah kunci ,
Untuk kita menaklukan dunia…
Menarilah tanpa lelah….
Gadis berparas ayu itu terus mengumandangkan lagu “Laskar Pelangi” dari salah satu grub band terkenal negeri Indonesia NIDJI. Jari-jari lentik gadis itu dengan tenang dan tepat memainkan irama gitar lagu tersebut.
“Tuhan , jika saja semua mimpiku dapat terkabul”,harap gadis cantik itu yang bernama Arisa,setelah menyelesaikan nyanyian lagu Laskar Pelangi.
“pasti aku dapat membuat bunda bahagia dan ayahpun pasti juga akan tersenyum di surga sana…”, lanjut Arisa.
Arisa meletakkan gitar sekolah itu di tempatnya. Sudah menjadi kebiasaannya jika ia sedang bosan di kelas maka ia akan mengunjungi ruang musik ini untuk menghibur diri. Gadis cantik itu kemudian berlalu meninggalkan ruang musik dan melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Sesampainya di kelas Arisa mengambil sebuah buku di dalam tasnya kemudian membaca dan mempelajari satu demi satu kata yang ada di buku itu. Buku itu bagaikan pelengkap hidup Arisa , jika satu hari saja ia tidak mempelajari itu maka hidupnya seperti tidak berwarna.
“membaca buku itu lagi ?”, tanya sebuah suara yang tak lain adalah suara Ariko ,teman sebangku Arisa. Ariko heran kenapa Arisa begitu terobsesi sekali dengan buku itu.
“iya kak “, jawab Arisa di iringi senyum manis di wajahnya. Ia sudah tak heran jika Ariko bertanya seperti itu.
“begitu terobsesikah kau ingin bersekolah di negeri Sakura itu dik ?”, pertanyaan itu sukses meluncur dari mulut Ariko.
“hmmmm… aku juga tidak tau kak, kenapa aku bisa terobsesi sekali, tapi ini mimpi dan juga amanat dari almarhum Ayah untukku. Jika aku berhasil mewujudkannya pasti bunda akan bahagia sekali kak ..”,jelas Arisa.
“aku juga sependapat denganmu dik. Dulu aku pernah bermimpi yang sama denganmu, tapi aku tidak yakin bias terwujud, otak pas-pas’an gini mau sekolah di Jepang..”
“otak pas-pas’an kak ?? IQmu lebih dari 130 kau bilang pas-pas’an ? aisshhh …”, ucap Arisa sambil membulatkan matanya. Ariko tersenyum melihat ekspresi Arisa.
“haha.. sudahlah ,jangan seheboh itu ..”,jawab Ariko
“siapa yang heboh ?? aku tidak heboh ..”,ucap Arisa membela diri.
Tetttt……tetttt….
Bel pulang sekolah berbunyi.. Arisa dan Ariko mempersiapkan diri untuk pulang. Di jam terakhir tadi mereka tidak ada pelajaran. Karena guru-guru sedangmengadakan rapat.
“kak aku pulang dulu yaa ?”,pamit Arisa.
“Oke, hati-hati di jalan dik ..”,balas Ariko. Arisa mengangguk sebagai tanda jawaban.
~**********~
Hari ini aku tidak langsung pulang dulu. Aku mampir ke toko buku dulu karena aku ingin membeli satu novel. Aku berjalan dari rak ke rak mencari buku yang aku cari, namun langkahku terhenti ketika melihat seorang wanita paruh baya yang sedang membawa tumpukan beberapa buku. Hati kecilku tak tega melihat wanita lanjut usia itu membawa banyak buku, sebagai anak muda , seharusnya aku menolong ibu itu. Baru saja aku hendak berjalan menuju kesana. Namun tiba-tiba saja Ibu itu terjatuh. Dengan cepat aku menolong ibu itu.
“ibu tidaak apa-apa ?”,tanyaku.
“tidak apa-apa nak”, jawab Ibu itu di iringi senyum manis yang menghiasi wajahnya.
“mari Bu, saya Bantu..”,ucapku sembari mengambil buku-buku yang terjatuh tadi. Kemudian aku mengajak Ibu tadi duduk untuk mengistirahatkan badan sejenak , mungkin Ibu itu sedang kelelahan karena terlalu banyak membawa tumpukan buku.
“terima kasih ya nak, kamu baik sekali mau menolong Ibu, Ibu berhutang budi padamu nak..”ucap ibu itu
“sama-sama bu, tidak usah berlebihan ini hanya bantuan kecil saja yang saya lakukan untuk Ibu..”,balasku. Ibu itu tersenyum.
“kamu sopan serkali nak, siapa namamu ??’
“Ibu bisa memanggil saya Arisa, sedangkan ibu ? dengan ibu siapa ?”
“nama yang bagus untuk gadis cantik sepertimu nak.. perkenalkan nama ibu Bu Reni .. “
“Ibu berlebihan,masih cantik ibu daripada saya ..”
“Oh iya nak , kamu kesini pasti sedang mencari bukukan ? buku apa yang kamu cari ?”,tanya Bu Reni.
“saya sedang mencari novel ‘Dream is my Spirite’ Bu, apakah ibu pemilik toko ini ?”, tanyaku.
“kamu benar nak, ibu pemilik toko buku disini. Oh ,novel itu kebetulan tinggal tersisa 1 buku di toko ibu nak, sebentar Ibu ambilkan…”,ucap Bu Reni kemudian berlalu meninggalkanku untuk mengambil buku.
“buku inikan nak ??”,ucap Bu Reni sambil menunjukkan buku yang aku cari padaku.
“iya bu , saya ingin membeli buku ini ,menurut saya buku ini menarik..”
“kau sama seperti anakku nak, dia sama sepertimu masih duduk di bangku SMA, dia juga sangat tergila-gila pada buku ini. ambilah buku ini nak , ini untukmu, Ibu berikan sebagai ucapan terimakasih atas pertolonganmu tadi”
“benarkah bu ? berarti pilihan saya tidak salah untuk mencari buku ini, buktinya anak ibu juga sampai tergila-gila ,”
“hahaha, kamu benar nak , seleramu dan anak ibu tidak jauh berbeda..”
Arisa tersenyum mendengar ucapan Bu Reni. Arisa melirik arloji yang melingkar manis di tangannya. Jam tangannya itu sudah menunjukkan pukul 3 sore.
“yasudah Bu, sudah sore , saya pamit pulang dulu, takut Bunda khawatir pada saya nantinya, dan untuk bukunya terimakasih banyak bu”,pamit Arisa sembari mencium mencium tangan Bu Reni.
“iya nak sama-sama, hati-hati di jalan nak..”,balas Bu reni. Arisa mengangguk. Kemudian ia bergegas untuk pulang.
~**********~
Sang mentari sudah tidak menampakkan sinarnya lagi , di tempatnya tadi sudah di gantikan oleh sang rembulan yang telah menampakkan sinar remang-remangnya. Pertanda bahwa siang telah berlalu berganti dengan malam hari. Angin malam bertiup dari jendela kamar Arisa yang sedari tadi dengan setia membaca buku barunya itu. Tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka di iringi dengan langkah seorang wanita paruh baya yang masuk dengan membawa segelas susu. Wanita itu meletakkan segelas susu yang dibawanya di atas meja putrinya.
“terimakasih bunda ..”, ucap Arisa
“sama-sama sayang.. kamu sedang membaca apa nak ?”,tanya wanita paruh baya itu yang tak lain adalah ibu Arisa.
“novel yang beberapa hari lalu Arisa ceritakan pada bunda ,tadi Arisa baru saja mendapatkan buku ini secara gratis ..”,jawab Arisa.
“bagaimana bisa kamu mendapatkan buku ini secara gratis nak ??”
“tadi Arisa sempat menolong Ibu pemilik toko itu bunda, dan sebagai tanda ungkapan terimakasih ,Ibu pemilik toko itu memberikan buku ini pada Arisa..”
“Oh begitu… Arisa apakah kamu tidak berniat keluar rumah untuk bermain dengan teman-temanmu nak ?? bunda lihat setiap hari kamu sibuk membaca buku terus , apa kamu tidak merasa bosan nak ??”, tanya sang bunda.
Arisa tersenyum mendengar pertanyaan bundanya.
“tidak bunda, daripada Arisa bermain dengan teman-teman lalu pulang hingga larut malam dan tidak mendapatkan manfaat yang jelas, lebih baik Arisa membaca bunda, lebih banyak manfaatnya daripada bermain…”, jawab Arisa.
“terserah kamu saja nak, tapi ingat jangan terlalu memaksakan matamu, jika matamu sudah lelah berhentilah membaca jangan di paksakan, bunda tidak mau matamu bermasalah sayang..”,ucap bunda.
“siap bunda..”, jawab Arisa sambil mengacungkan 2 jempolnya di udara. Sang bunda tersenyum melihat tingkah Arisa. Kemudian wanita itu melangkahkan kakinya berlalu dari kamar Arisa.
Arisa memejamkan matanya kemudian menghela nafas pelan ketika bundanya sudah benar-benar berlalu dari kamarnya.
“Tuhan seberapa besar lagi aku harus berjuang untuk mewujudkan semua ini.. ?” , batin Arisa.
Tiba-tiba saja fikiranku menerawang saat peristiwa itu. Peristiwa di saat ayah memberikan amanat kepadaku dan di saat itu pula ayahku berhenti menghirup udara di dunia ini.
“Arisa?”,panggil sang ayah lirih.
Ayahku sedang terbaring lemah di tempat tidur, karena penyakit kanker darah yang telah menggerogoti tubuh ayahku, membuat ayahku lemas tanpa tenaga di tempat tidur.
“iya ayah ..?”, jawab Arisa menahan tangis.
“kamu mau mengabul kan permintaan ayah nak ?”
“jika Arisa bisa mengabulkannya, maka akan Arisa lakukan ayah..”
“ayah yakin kamu akan bisa melakukannya nak, ayah hanya minta tolong jaga ibumu baik-baik , jadilah anak yang berbakti kepada ibumu nak..”
“Arisa janji akan melakukan itu ayah..”
“1 lagi nak.. jangan jadikan permintaan ayah ini sebagai amanat namun jadikanlah sebagai mimpimu yang suatu hari nanti akan terwujud nak..”.
Arisa mengangguk..
“ayah ingin sekali melihat kamu bersekolah di luar negeri nak.. ayah berharap kamu dapat memperoleh beasiswa pertukaran pelajar ,pasti bundamu akan sangat bahagia melihatmu nak, hanya itu permohonan ayah nak , jadilah anak yang berguna ..”ungkap sang ayah dengan tertatih.
“Arisa akan berusaha mewujudkan keinginan ayah, doakan Arisa ayah..”
“jaga dirimu baik-baik nak..” ucap sang ayah.
Sesaat kemudian sang ayah tersenyum, Arisa membalas senyuman ayahnya. Namun sedetik kemudian ayah Arisa perlahan-lahan mulai menutup mata dan menghembuskan nafas terakhirnya di dunia ini.
Tak terasa air mata Arisa jatuh saat mengingat peristiwa itu. Sejak saat itulahArisa menjadi tidak begitu suka dengan dunia luar. Arisa jarang bermain ataupun keluar rumah. Ia lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca buku atau bermain laptop di rumah. Keinginan sang ayah, benar-benar menjadi mimpinya yang sangat ingin dia wujudkan. Maka dari itulah Arisa rela mengorbankan masa remajanya hanya untuk belajar agar ia bias dengan mudah mewujudkan mimpinya.
“Tuhan mudahkanlah jalanku untuk mewujudkan ini semua”
~**********~
Pukul 06.30 pagi aku sudah berangkat ke sekolah. Entah mengapa aku bias di sekolah sepagi ini ,biasanya aku biasa dating pukul 07.00 pagi. Entahlah , aku tidak ambil pusing dengan kedatanganku. Ku percepat langkahku menuju kelas. Setibanya di kelas aku melihat kak Ariko yang sedang duduk tenang sambil membaca buku.
“pagi kak..”, sapaku padanya.
“eii… kau sudah datang dik ..? ini baru jam …..06.30 padahal..”ucap kak Ariko sambil melirik arloji yang melingkar di tangan kirinya.
“aku juga tidak tau kenapa bias dating sepagi ini kak, tidak seperti biasanya”, balasku
“haha .. kau aneh sekali dik, eh iya, aku punya sesuatu untukmu”
“sesuatu ? apa kak ?? perasaan aku tidak berulang tahun kenapa mau memberiku hadiah ??”
“aku serius dik, jangan bercanda”
Aku dapat melihat kak Ariko mendengus kesal karna ucapanku barusan.
“hehe, oke-oke, ada apa ??”
Bukannya menjawab pertanyaanku kak Ariko malah mencari sesuatu di tasnya. Setelah mendapatkan yang ia cari, Kak Ariko memberikan barang itu kepadaku. “Sebuah amplop”,fikirku. Alisku terangkat sebelah melihat amplop ini. Aku menatap kak Ariko meminta penjelasan.
“bukalah .. itu tadi dari Kepala Sekolah ..” .jawabnya.
“Kepala Sekolah kak ??”
Mataku membulat mendengar kata kepala sekolah. Dengar segera aku membuka amplopnitu dan membacanya. Aku menutup mulutku tanda tak percaya dengan semua yang barusan aku baca ini.
“kak ini semua benar di berikan ke aku ??”tanyaku pada kak Ariko untuk memastikan kebenaran.
“tentu saja , bukankah disitu sudah tertera namamu ??”,jawabnya.
Aku bahagia mendengar jawaban Kak Ariko. Tanpa aba-aba aku langsung memeluk kak Ariko. Aku menangis di pelukan orang ini. Orang yang selalu mengkhawatirkanku dan memperhatikanku. Tuhan telah berbaik hati mengirimkan sahabat yang baik seperti kak Ariko kepadaku.
“kenapa kau menangis dik ? Ini bukan waktunya menangis. Sekarang tanda tangani surat itu sebagai tanda persetujuanmu. Lalu kita berikan surat itu kepada Pak Kepala Sekolah lagi, ”, ucap Ariko.
Arisa mengangguk. Ia segera menandatangani surat itu. Surat yang selama ini dia harapkan.
“selesai, ayo kak antarkan aku ke ruang kepala sekolah..”, ucapku setelah menandatangani surat itu.
“iya-iya , sabar .. aduhh ,yang mimpinya kesampaian ,jadi gak kesabaran banget..”
“hehe, ayoo kak …”
Aku langsung menarik tangan kak Ariko.Aku tidak peduli saat Kak Ariko berlari kecil untuk menyamakan langkah kakinya denganku. Setelah sampai disana, Pak Kepala Sekolah menyuruh kami untuk duduk.
“bapak sangat bangga sekali dengan kalian berdua. Kalian mampu mengharumkan nama SMA Negeri 2 ini. Bagaimana ? kalian menerima tawaran beasiswa itukan ??”, tanya Pak Kepala Sekolah.
Aku dan Kak Ariko mengangguk. Kemudian kami memberikan surat yang sudah di tandatangani tadi dan menyerahkannya ke pak kepala Sekolah. Aku sempat bingung karena kak Ariko juga melakukan hal yang sama denganku. Apakah kak Ariko juga mendapatkan beasiswa bersekolah di jepang ??
“kalian benar-benar hebat.. Oh iya kalian ini satu kelaskan ?”, tanya Pak Kepala Sekolah.
Aku dan Kak Ariko mengangguk.
“apakah kalian berpacaran ? bapak lihat kalian berdua akrab sekali..”
“apa ?? tidak pak ..”, jawabku dan Kak Ariko serempak.
“hahahahaha … Tidak usah malu begitu.. kalian berdua terlihat serasi lhoo …”
“pasti bapak salah penafsiran, tidak mungkin pak kami berpacaran.. di sekolah inikan juga di larang berpacaran ..”, jawab Kak Ariko.
“berarti jika tidak ada peraturan itu kalian sudah berpacaran ..??”
“apa ??”
Aku dan Kak Ariko membulatkan mata mendengar candaan yang di lontarkan Pak KepSek. Pak KepSek hanya tersenyum melihat ekspresi keterkejutan kami.
“bapak hanya bercanda Arisa, Ariko. Jangan berlebihan begitu ekspresi kalian .. yasudah kalian boleh pergi, persiapkan diri kalian agar sukses di negeri orang nanti, dan pulang ke negeri kita dengan membawa prestasi yang baik..”
“baik pak, kami berdua permisi dulu..”, pamit kak Ariko.
“kau juga mendapatkannya kak ?”, tanyaku setelah keluar dari ruang KepSek.
Kak Ariko hanya menjawab pertanyaanku dengan senyuman.
“kenapa kau tidak bilang padaku kak ?”,protes Arisa.
“tanpa aku berucap ,kau sudah tau sendirikan ??”
“menyebalkan”, gumam Arisa.
~**********~
Sepulang sekolah aku berlari pulang menuju rumah. Meskipun jarak rumah dan sekolahku cukup jauh. Namun aku tidak merasa lelah berlari, mungkin ini akibat efek dari keberhasilan mimpiku yang terwujud.
“Bundaaaa……. Bunda dimana ?? Bundaaaa……..”, teriakku sesampainya di rumah.
“ada apa nak ? bunda di dapur..”, sahut bundaku.
Aku segera berlari menuju dapur. Setelah menemukan sosok bundaku ,aku segera memeluk bundaku erat.
“ada apa ini sayang ?? sepertinya kau senang sekali nak ??”, tanya bundaku dengan ekspresi bingung.
“ini bunda, aku berhasil…”, jawabku , sambil menyerahkan amplop yang aku terima tadi.
Bundaku membuka amplop itu dan membaca. Ekspresi wajahnya langsung berubah 180°, yang tadi ekspresi bingung sekarang berubah menjadi ekspresi bahagia. Semua itu dapat tergambar jelas di manik matanya.
“Alhamdulillah nak.. Selamat ya sayang..akhirnya kamu berhasil, bunda bangga sekali denganmu .”,ucap bundaku
“iya bunda.. dan 5 hari lagi Arisa bias bersekolah di Jepang, “
Tiba-tiba saja ekspresi bundaku berubah menjadi sedih.
“bunda kenapa ?”, tanyaku khawatir melihat ekspresi perubahan raut wajah bunda.
“bunda tidak apa-apa sayang, bunda hanya sedih saja akan berpisah dengan anak bunda yang cantik ini..”
Aku jadi ikut sedih mendengar ucapan bunda. Benar juga, semakin aku cepat bersekolah di Jepang, semakin cepat pula aku akan berpisah dengan bunda. Aku segera memeluk bundaku erat untuk menenangkannya.
“bunda jangan sedih, nanti Arisa jadi ikut-ikut’an sedih..”
“siapa yang sedih ? bunda tidak sedih nak.. lagipula kamu melakukan ini juga karena ayah kamukan ?? bunda bangga sekali dengan kamu nak..”
“terimakasih bunda telah menyemangati Arisa ..”
“sama-sama sayang.. sekarang kamu istirahat, ganti baju terus makan, jangan sampai sakit..”
“siap bunda..”
~**********~
“Tuhan terimakasih telah mengizinkan Arisa bersekolah di Jepang. Semoga saja ini dapat membuat Ayah bahagia di surga sana ,karena Arisa telah mewujudkan keinginannya”
Arisa merapikan selimutnya dan bersiap untuk tidur. Di tengah perjalanan tidurnya tiba-tiba ia bertemu dengan ayahnya. Di lihatnya sang ayah tersenyum memandang Arisa. Arisa membalas senyum ayahnya. Arisa hendak mendekat ke arah sang ayah namun tiba-tiba saja ayahnya samar-samar menghilang dari tempatnya tadi. Arisa berlari kesana kemari mencari sang ayah namun nihil ia tidak menemukan ayahnya. Arisa memanggil-manggil ayahnya namun hening tidak ada jawaban sama sekali.
“ayaaaaaaaahhhhhhhh……………”, panggil Arisa berteriak, beberapa detik kemudian ia terbangun dari tidurnya.
“ternyata itu hanya mimpi ? kenapa seperti nyata sekali ??”, fikir Arisa.
Arisa tidak memusingkan mimpinya. Ia kembali melanjutkan tidurnya karena ini masih tengah malam.
~**********~
Hari terakhir aku di Indonesia tiba. Rencananya nanti sore aku akan terbang terbang menuju negeri Sakura.Aku sudah pulang sekolah dari jam 9 pagi tadi, karena aku hanya berpamitan pada guru-guru dan teman-temanku. Sedih rasanya jika aku harus berpisah dengan mereka. Tapi mau bagaimana lagi ? aku harus mewujudkan ini semua ,hal yang selalu aku nantikan sejak dulu. Sekarang aku sedang duduk di bawah pohon yang rindang. Aku sedang menghabiskan waktu terakhir di Indonesia di taman kota bersama Kak Ariko. Entah mengapa aku selalu nyaman jika berada di dekatnya dan jantungku juga berdetak 2kali lebih cepat jika bersamanya. Ku lihat ,langit berubah warna menjadi abu-abu, pertanda bahwa akan turun hujan sebentar lagi.
“kak sepertinya sebentar lagi akan turun hujan ..”ucapku.
“biarkan saja , “, jawab Ariko santai.
“jika kita nanti sakit bagaimana ??”
“kita tidak akan sakit , tenanglah..”
“kau menyebalkan kak..”,gumamku.
Kak Ariko berdiri dari duduknya. Kemudian ia menjulurkan tangan kanannya padaku.
“dik, berdirilah..”ucapnya.
aku bingung mendengar ucapannya. Namun aku menerima tangannya dan berdiri menghadapnya.
“aku ingin mengatakan sesuatu padamu, sesuatu yang mungkin sedikit mengejutkan..”, ucap kak Ariko.
“apa kak ?” tanyaku bingung.
“2tahun ini aku mengenalmu , duduk sebangku bersamamu, membuat aku mengetahui semua yang ada pada dirimu. Aku senang berteman denganmu, jika berada di dekatmu aku selalu merasa nyaman dan tenang, namun ada satu dari tubuhku yang tidak tenang jika berada di dekatmu yaitu jantungku . Jantungku selalu berdetak 2kali lebih cepat jika berada di dekatmu. Sampai akhirnya aku tau bahwa perasaanku padamu lebih dari perasaan seorang teman. Dan sekarang, sebelum kita tinggal di Jepang dan sebelum kau menemukan seorang laki-laki yang lebih dari aku. Aku ingin menjadikanmu sebagai pelengkap hidupku, selalu menemani hari-hariku dan mewarnai hidupku…..”, Ariko menggantungkan kalimatnya. Sedangkan Arisa, ia masih mencoba mencerna kata demi kata yang barusan di ucapkan Ariko.
“Arisa , maukah kau menjadi kekasihku ?”, lanjut ucapan Ariko.
Arisa masih diam, ia masih bingung harus menjawab apa. Sedangkan Ariko, sudah sangat penasaran dengan jawaban yang akan di berikan Arisa atas perasaannya.
“sebenarnya aku tidak tau apa yang di maksud dengan cinta kak, karena aku belum berpengalaman dengan hal itu. Tapi hati kecilku ingin belajar mengenal cinta bersamamu. Jadi aku mau menjadi kekasihmu..”,jawab Arisa.
Ariko tersenyum senang dengan jawaban Arisa. Ia tidak menyangka bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
“akupun juga sama denganmu dik, aku juga belum berpengalaman di dunia percintaan, maka dari itu kita belajar bersama untuk mencari tau apa yang di maksud dengan cinta..”,ucap Ariko.
Arisa mengangguk. Lalu tersenyum menatap Ariko. Ariko membalas senyuman Arisa. Sedetik kemudian laki-laki itu merengkuh Arisa kedalam dekapannya.
Tess…
Beberapa tetesan air membasahi kedua makhluk Tuhan yang sedang berpelukan itu. Arisa melepaskan pelukannya. Kemudian mendongakkan kepala menatap langit.
“hujan kak..”,ucap Arisa pada Ariko.
“biarkan saja, serukan berpacaran di bawah guyuran air hujan..”, balas Ariko kemudian kembali menarik tubuh Arisa ke dalam dekapannya lagi.
~**********~
Waktu yang aku tunggu tiba, 15 menit lagi pesawat yang akan membawaku terbang ke Jepang akan landas.
“bunda Arisa pergi dulu , doakan Arisa sukses disana.. jaga diri bunda baik-baik disini…”, pamitku pada bundaku
“iya sayang, kamu juga jaga diri baik-baik disana..”,jawab bundaku.
Aku mengangguk, mengiyakan ucapan bunda. Dapat ku lihat , bunda menahan air matanya agar tak jatuh. Aku segera memeluk bundaku erat-erat. Setelah itu aku mencium bunda.
“Arisa..”, panggil seseorang.
Suara itu begitu familiar di telinga Arisa. Ia menoleh ke sumber suara. Ia terkejut mendapati Bu Reni , ibu pemilik toko buku yang ia tolong beberapa minggu lalu. Bu Reni berdiri di samping kak Ariko. Apakah kak Ariko adalah anak Bu Reni yang memiliki selera yang sama dengannya ?. Arisa menatap bu Reni bingung.
“iya nak , Ariko adalah anak ibu yang dulu kita bicarakan..”,ucap Bu Reni, seakan tau apa yang sedang di fikirkan Arisa.
“ibu tidak menyangka jika kamu kekasih Ariko. Ibu senang sekali mendengarnya..”,lanjut bu Reni.
“hehe ,iya bu..”
“ibu titip Ariko ke kamu ya nak, tolong rawat dia baik-baik, karena dia itu tidak pandai merawat diri..”, bisik Bu Reni di telinga Arisa.
“siap bu, pasti …”,jawab Arisa.
Terdengar pemberitahuan pesawat menuju Jepang akan segera landas. Ariko dan Arisa segera berpamitan pada orang tua mereka.
“Ariko , tante titip Arisa ke kamu nak, tolong jaga dia baik-baik disana..”, ucap bunda Arisa pada Ariko.
“siap tante, Ariko pasti akan menjaga Arisa dengan baik…”,jawab Ariko.
Setelah berpamitan ,Ariko dan Arisa berjalan menuju pintu keberangkatan. Meskipun dalam hati mereka sedih harus berpisah dengan orangtua mereka. Tapi mereka berusaha menyembunyikan perasaan mereka. Semua ini mereka lakukan juga untuk membahagiakan mereka. Jadi bagaimanapun juga mereka harus tetap semangat.
Mimpi bukanlah hanya bunga dalam tidur…...
Tapi mimpi juga merupakan jalan awal untuk menuju kesuksesan…….
Maka dari itu bermimpilah setinggi langit dan percayalah suatu hari nanti mimpimu akan menjadi kenyataan…….
_Arisa & Ariko_
sorry for typo ^_^
0 komentar:
Posting Komentar