THE RAIN
Kediri, 5 januari 2012
Hujan...
Lagi. Aku terdiam memandangi hujan yang turun di pagi hari
ini.
Aku sangat suka sekali memandangi hujan yang turun membasahi
bumi. Juga sangat suka mendengar bunyi hujan yang membentuk sebuah melody,
sangat menenangkan pikiran bagiku.
“kau sedang apa
?”,tanya seorang yang berdiri di belakangku.
Sudah sering sekali
aku mendengar pertanyaan tersebut,namun lagi-lagi aku hanya diam tak
mengeluarkan sedikit suarapun.
Helaan nafas panjang
terdengar di belakangku.
“kau marah padaku
?”,tanyanya lagi.
Kali ini aku menjawab
pertanyaannya hanya dengan sebuah gelengan.
“kau sudah makan
?”,tanyanya. Lagi.
Aku mengangguk.
“baiklah,aku tidak
bisa berlama-lama disini aku harus segera ke sekolah, setelah pulang aku akan
kesini lagi, aku pergi dulu..”
Dia mendekat kearahku
lalu mencium pelipisku,kemudian berlalu pergi dari kamarku.
Ariko Hiroyoshi. Nama laki-laki
barusan,laki-laki yang selama 6tahun ini sudah bersedia menjadi kekasihku. Aku
sangat mencintainya walaupun aku jarang bersikap manis kepadanya.
Umurku baru 18 tahun,
tapi sekarang aku harus duduk diam di kursi roda, memutuskan sekolahku yang
seharusnya sekarang aku duduk di bangku SMA tingkat akhir, kelas 12.
Kehidupanku berubah
sejak 4 tahun yang lalu, dan sejak saat itu aku mulai membenci hidupku,
walaupun sebenarnya aku masih bisa melakukan aktivitas manusia sehari-hari,
namun itu hanya beberapa menit saja karena selanjutnya aku akan jatuh pingsan.
Jantungku akan selalu berdebar 2x lebih cepat dari orang normal yang baru saja
melakukan aktivitas. Dan aktivitas yang selama ini aku jalani hanya duduk diam
di kursi atau tidur di tempat tidurku. Setelah mengetahui penyakit ini, aku
jarang sekali mengajak orang berbicara ataupun keluar rumah untuk menikmati
dunia luar. Aku lebih suka berdiam diri di kamarku sambil memikirkan sesuatu
yang tak penting.
Menjijikan !
Mungkin kata itu yang
pantas di sematkan padaku. Wajahku sudah tidak segar seperi orang normal
biasanya, hanya ada warna putih pucat seperti mayat hidup jika kau memandang
wajahku, ahh bukan hanya wajah tapi juga seluruh kulit tubuhku.
Terkadang aku heran
kenapa Ariko masih mau berpacaran denganku, padahal Ariko termasuk laki-laki
yang tampan menurutku, dia bisa saja dengan mudah mencari perempuan lain yang
lebih segalanya daripada aku. Tapi jauh di dalam hatiku aku sangat bersyukur
mempunyai seorang kekasih yang sangat setia kepadaku dengan keadaanku yang
seperti ini. Dialah salah satu penyemangatku untuk tetap bertahan hidup.
Tiba-tiba saja
pikiranku menerawang jauh pada 4 tahun yang lalu....
.
Kediri,18
Desember 2007
“arisaa.. arisaa. Arisaa...”,suara
riuh penonton terus saja memanggil namaku.
Aku membalas sorak riuh penonton
hanya dengan sebuah senyuman, lalu membungkukkan badan sebagai tanda hormat
lalu pergi meninggalkan panggung.
“tadi kau benar-benar mengagumkan
sayang”,ucap Ariko mengomentari penampilanku barusan.
“ayolahh.. kau sudah sering sekali
melihatku bernyanyi seperti itu..”,jawabku acuh tak acuh
“tapi tetap saja, suaramu begitu
indah hingga menyentuh hati..”
“aku pernah memberitahumu jika aku
membenci suaraku, kau ingat ?”
“yaa, tapi bagaimanapun itu anugerah
Tuhan untukmu, seharusnya kau bangga mempunyai suara yang bagus seperti itu
banyak orang diluaran sana yang ingin mempunyai suara indah sepertimu sayang..”
“aku tau, dan aku sangat bersyukur
mempunyai suara seperti ini, kaukan juga tau apa yang membuatku sangat
membencinya ?”
“iyaa, bisakah kau berfikir bahwa
kau melakukan ini untuk membuat orangtuamu bangga ?”
“yaa, tapi aku memiliki banyak
sekali penghargaan yang sudah aku dapat,bahkan aku menjadi salah satu siswa
terbaik di bidang akademik, apa mereka tidak bangga pada prestasiku itu ? apa
hanya dengan menyanyi saja mereka akan bangga padaku ?”
“kenapa kau sangat membenci menjadi
penyanyi ? padahal menurutku disaat menyanyi kau sangat cantik sekali..”
“aku tidak membencinya, hanya saja
aku marah pada orang tuaku yang sangat-sangat menuntutku untuk menjadi penyanyi
yang handal, menyuruhku latihan tiap hari melebihi batas tenagaku, aku lelah
Ariko..kaukan juga tau menyanyi bagiku adalah hobi, aku tidak ingin menyanyi
sebagai karirku masa depan..”
“ya mungkin mereka berfikir bahwa
menjadi penyanyi terkenal seperti sekarang ini baik untuk masa depanmu
nantinya..”
Aku tesenyum masam.
“sekarang aku tidak yakin, apakah
orangtuaku benar-benar menyayangiku..”
“tentu saja mereka menyayanimu, jika
tidak kau tidak akan bisa tumbuh sehat seperti sekarang ini”
“kau yakin aku sehat ? aku sendiri
saja tidak yakin bahwa tubuhku sehat”,ucapku sinis.
Aku sudah tidak sanggup, mataku
panas menahan air mata, dan tiba-tiba saja meleleh melewati pipiku. Ariko
menarikku dalam pelukannya dengan lembut.
“sudahlah, jangan menangis sayang..
maafkan aku, tidak seharusnya aku mengajakmu berdebat tentang hal ini..kau pasti
lelah”
“jika saja Tuhan mengabulkan
permitaanku dengan cepat ? maka aku akan memintanya untuk mengganti suaraku
dengan suara yang biasa-biasa sajaa..”
“kau taukan itu permintaan yang
konyol.. sudah jangan menangis, kau jelek saat menangis”
Ariko menghapus air mataku dengan
lembut seakan takut menyakiti pipiku.
“Tuhan,
terimakasih telah mengirimkan seseorang yang sangat baik seperti malaikat
ini..”
“heii lihat ke jendela...”,seru
Ariko tiba-tiba.
Mataku berbinar saat melihat hujan
turun membasahi semua isi bumi.
“bagaimana kalau kita
hujan-hujan?”,usulku
“tapi setelah ini kau masih ada
jadwal menyanyi..”
“biarkan saja jadwalnya, ayoo”
Kami berdua bergandengan tangan siap
menembus guyuran air hujan. Menikmati air yang mulai membasahi tubuh kami. Aku
maupun Ariko sangat menyukai hujan entah apa alasannya, kami berduapun tidak
tau.
_The Rain_
Kediri,9 Desember
2008
“lihat disana, ada Ariko dan
Arisa...”
“ya Tuhan mereka serasi sekali, yang
satu cantik dan yang satu tampan..”
“mereka juga sama-sama pintar..”
“aku iri sekali melihat merekaa..”
Itulah beberapa komentar dari
beberapa siswa saat aku dan Ariko berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah
untuk menuju ke kelasku yaang berada di lantai 3.
“kau dengar apa yang mereka katakan
tadi ?”,bisikku sepelan mungkin pada Ariko yang di sebelahku.
“hmm,kenapa ? bukankah sudah biasa
?”
“iyaa, tapi apakah mereka tidak
bosan ?setiap hari mengomentari kita seperti itu ?”
“entahlah aku juga tidak
tau..mungkin itu hobi mereka..”,jawab Ariko asal
“kita ini hanya murid biasa sama
seperti mereka, kenapa setiap harinya kita selalu di bicarakan dan di banggakan
layaknya putri raja saja..”
“ohh kau benar sayang, kau memang
pantas di panggil putri, kecantikanmu hampir sama dengan Putri Diana..”
“berhenti menggombal, semua orang
juga tau bahwa Putri Diana lebih cantik daripada aku..”
“bagiku kaulah yang paling cantik,
setelah ibuku tentunya..”
“sudahlah berhentilah menggombal,
kau tidak tau wajahku sudah semerah tomat sekarang ?”
“haha, oke oke...”
“kau ada rencana apa di akhir tahun
ini ?”,tanya Ariko
“entahlah, aku mengharapkan
kekasihku mengajakku kencan di akhir tahun nanti”
“ohh benarkah ? apakah aku boleh tau
laki-laki tampan mana yang menjadi kekasihmu nona ?”
“yang jelas bukan laki-laki yang
sedang berada di sebelahku sekarang ini..”
Aku langsung meninggalkan Ariko
setelah selesai megucapkan kalimat tadi.
“tunggu ? ‘bukan laki-laki yang sedang berada di sebelahku sekarang ini’
berarti itu aku ? astagaa Arisaaa !!!!”,teriak Ariko setelah sadar apa maksud
ucapanku tadi.
_The Rain_
Kediri, 31
desember 2008
“malam cantikk...”
“malam ..”
“siap untuk berkencan
di akhir tahun ini ?”
“selalu siap jika
denganmu..”
Arisa dan Ariko
langsung bergegas menikmati kota Kediri di hari terakhir tahun 2008 ini.
“kita mau kemana
?”,tanya Arisa
“ke alun-alun kota,
ada pertunjukkan kembang api tengah malam nanti..”
“pasti cantik..”
“tidak, pasti lebih
cantik dirimu”
“mulai lagi
menggombalnya”
Tiba-tiba saja
kepalaku terasa berdenyut-denyut
pandanganku sedikit mengabur. Aku mencengkeram kuat lengan Ariko.
“heii, kau kenapa
sayang ?”,tanya Ariko cemas
“entahlah, kepalaku
tiba-tiba saja pusing..”
“baiklah kita duduk
dulu..mungkin kau kecapekan”
Aku terdiam memikirkan
sesuatu, sebenarnya aku sudah cukup lama merasakan pusing ini, dan beberapa
minggu terakhir ini aku seringkali mimisan ,aku juga merasa tiap hari tubuhku
semakin lama semakin lemah, tubuhku mudah sekali merasa lelah. Aku berfikir
semua ini karena aku terlalu banyak kegiatan di sekolah, tapi ternyata dugaanku
salah. Malam tahun baru 2008 ini menjadi awal keburukan di hidupku.
.
Aku
tersenyum masam mengingat memori itu.Arisa yang dulu adalah seorang penyanyi
terkenal yang sangat di sanjung-sanjung orang, dan yang sekarang adalah Arisa
yang sakit-sakitan. Ingin sekali rasanya aku meyalahkan kedua orangtuaku yang
terlalu menuntutku untuk menuruti kemauan mereka sampai aku lupa dengan kondisi
tubuhku.
Ya Tuhan, seandainya aku lebih cepat mengetahui
penyakitku ini mungkin masih ada harapan untuk sembuh bagiku. Tiba-tiba saja
setetes cairan menetes dari hidungku. Darah ! hidungku berdarah lagi. Segera
aku mengelapnya sebelum ada orang lain yang melihatnya. Aku tidak mau di anggap
lemah karena penyakit bodoh ini ! kanker
darah.
_The Rain_
Kediri, 7 februari 2012
“janganlah
kau tinggalkan diriku takkan mampu ku hadapi semua hanya bersamamu ku akan
bisa.... kau adalah darahku..kau adalah jantungku.. kau adalah hidupku lengkapi
diriku, oohh sayangku kau begitu SEMPURNAAA...”
Mataku
berkaca-kaca mendengar Ariko menyanyikan lagu sempurna, seharusnya aku yang bernyanyi
lagu tersebut karna aku merasa aku tidak mampu menjalani hidupku tanpa dirinya,
Tuhann...
Aku
mohon beri aku sedikit waktu lagi untuk melihat senyumnya..
Beri
aku sedikit waktu lagi untuk menikmati waktu bersamanya..
“kau
tau ? mengenalmu adalah anugerah yang paling indah yang di berikan Tuhan
untukku, aku berharap kita akan selalu bersama selama-lamanya, aku sangat
mencintaimu Arisa..”
Perkataan
Ariko barusan membuat air mataku yang sudah berada di ujung mataku jatuh, aku
menangis.. antara sedih dan senang. Senang karena mengetahui Ariko sangat
mencintaiku meski keadaanku begini, sedih karena aku yakin sebentar lagi umurku
akan berkhir. Bukannya aku mendahului takdir hanya saja perasaanku sudah
mengatakannya. Entahlah aku tidak ingin memikirkan kematian sekarang ini.
Aku
merentangkan kedua tanganku, dan Ariko yang sudah tau apa maksudku, langsung
mendekapku dalam pelukannya.
Pelukan
ini... pelukan yang membuatku aman dan nyaman, bagaimana bisa aku hidup tanpa
pelukan ini.. ohh Tuhannn...
_The Rain_
Kediri, 4 maret 2012
“selamat tanggal 4 maret yang ke 7 sayangg...”
Ariko berbisik tepat di telingaku, yaa hari ini adalah hari
jadian hubungan kami, tidak terasa sudah 7 tahun ariko setia bersamaku.
Ariko menyodorkan 2 bunga yang berbeda kepadaku 1 bunga tulip
merah dan 1 bunga tulip putih. Kenapa
tulip?
Aku mengernyit bingung sambil mengambil bunga tersebut
ditangannya, karena biasanya ariko hanya memberiku 1 bunga saja dan itu mawar
merah, lalu kenapa sekarang jadi bunga tulip?
“bunga tulip merah melambangkan perasaan cinta sejati
seseorang sedangkan bunga tulip putih itu melambangkan permintaan maaf, aku
ingin meminta maaf padamu jika selama 7 tahun ini aku selalu membuatmu kesal
dan marah, tolong maafkan aku..”
Ya Tuhan... apa laki-laki ini tidak sadar jika selama ini aku
yang selalu membuatnya kesal dan marah karena sifat-sifatku yang tidak masuk
akal ini ?
Aku menarik tangan Ariko dengan lembut, lalu memberikan 1
kecupan di pipi kanannya. Itu yang hanya bisa kulakukan untuk mengucapkan
terima kasih.
Tiba-tiba saja kepalaku pusing, aku serasa di putar-putar di
bumi,
Apakah kau akan menjemputku sekarang Tuhann ?
Aku mencengkeram lengan Ariko dengan kuat, seperti tau apa
yang aku rasakan, dia langsung menggendongku ke tempat tidurku. Lalu dia keluar
dari kamarku, beberapa menit kemudian dia datang dengan membawa obatku dan
segelas air putih.
“cepatlah sembuh, aku juga merasakan sakit saat melihatmu
kesakitan seperti tadi.. Aku mencintaimu Arisa”
Meskipun samar-samar aku masih bisa mendengar apa yang di
ucapkan Ariko barusan. Sebelum akhirnya obat bius ini menguasai tubuhku.
_The Rain_
Kediri, 19 mei 2012
Tidak ada lagi hal yang paling indah di dunia ini bagiku,
kecuali bisa berdua mengahabiskan waktu dengan Ariko. Menyandarkan kepalaku di
bahunya, dan saling menautkan jari-jari kami dalam satu genggaman. Siang ini,
aku dan ariko duduk berdua di kursi santai yang menghadap jendela di kamarku,
memandangi hujan yang turun bersama.
“kau tau kenapa Tuhan menciptakan tangan untuk manusia
?”,tanya Ariko
Aku hanya diam sambil menatapnya bingung.
“tangan kita bukan hanya untuk makan, atau mengambil suatu
barang, tapi tangan kita ini juga bisa berguna untuk seseorang”
Lagi. Aku menatapnya bingung, sebenarnya apa maksud ucapannya
itu.
“entah sadar atau tidak, tangan kita ini bisa menjadi
kekuatan untuk orang lain, biasanya orang yang sedang tertimpa suatu masalah
akan menggenggam tangan orang yang mereka sayangi agar mereka bisa kuat
menghadapi masalah.. karena hanya dengan sebuah genggaman dari tangan orang
yangkita sayang, masalah yang kita hadapi akan seolah-olah menjadi ringan dan
bisa terelesaikan..”
Yaa.. dia benar,terkadang aku juga melakukan hal itu padanya
saat aku merasa hidupku sia-sia.
“ariko..”,panggilku
Ariko sedikit tersentak saat mendengar panggilanku, aku tau
akan begitu responnya, wajar saja 2 tahun ini dia berkomunikasi denganku dan
aku hanya diam saja tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Meskipun begitu Ariko
tidak marah kepadaku, justru dia semakin perhatian kepadaku.
“yaa sayang ?”, jawab Ariko akhirnya, meskipun sedikit lama.
“aku ingin hujan-hujan..”
“apa ? jangan bercanda sayang, tentu aku tidak bisa
mengabulkannya”
“aku mohon, sekali ini saja.. aku ingin hujan-hujan”,ucapku
memohon pada Ariko.
“tidak, kau akan sakit jika hujan-hujan..”
“aku memang sudah sakit”,jawabku sakartis
Ariko keluar dari kamarku, sepertinya dia sedang meminta izin
pada orang tuaku, beberapa menit kemudian Ariko kembali masuk ke kamarku.
“baiklah, tapi kita memakai payung”
Aku mengangguk semangat, aku mengulurkan tanganku, dan Ariko
langsung menggandeng tanganku lalu kita berjalan bersama.
.
Aku akan selalu mengingat moment ini, dimana aku bisa
berjalan di bawah guyuran hujan berdua dengan Ariko, akhirnya setalah 4tahun
yang lalu, aku dapat kembali melihat indahnya dunia bersama dengan Ariko.
“Ariko ?”, panggilku.
Aku menghentikan langkahku, Ariko pun juga berhenti.
“ada apa sayang? Kau lelah ?”,tanyanya panik
Aku menggeleng lalu memberikan senyum manisku.
“terimakasih 7 tahun ini kau selalu setia bersamaku, menjadi
tanganku, menjadi mulutku, menjadi mataku.. kau tau,meskipun aku tak pernah
mengucapkannya aku berharap kau tau bahwa aku sangat mencintaimu, menjadi kekasihmu
selama 7 tahun adalah hal terindah yang pernah di berikan Tuhan kepadaku..
maafkan aku jika selama ini aku mengacuhkanmu, tapi sungguh aku tidak pernah
bermaksud begitu, sekali lagi aku mencintaimu Ariko Hiroyoshi..”
Ariko terpana mendengar ucapanku.
“aku juga mencintaimu Arisa, selamanya akan selalu
mencintaimu..”ucap Ariko.
Lalu memberikanku sebuah kecupan di dahiku. Lalu ia menarikku
ke dalam pelukannya.
Tuhan terimakasih sudah mengizinkanku mencintainya selama 7
tahun ini, bagiku dia adalah anugerah terindah yang pernah ku dapatkan. Jaga
dia untukku Tuhan, aku mencintainya meskipun tidak sebesar rasa cintaku padamu
Tuhan.
Tiba-tiba saja aku merasa kepalaku pusing, badanku tiba-tiba
melemas, tanganku yang memeluk ariko tiba-tiba saja mengendor.
Inilah waktunya.............
Dan nafas terakhirku ada di dalam pelukan Ariko.
.
Ariko yang merasa pelukan Arisa mengendor segera memeriksa
kondisi kekasihnya tersebut, dia langsung panik ketika mengetahui Arisa sudah
tidah bernafas lagi, payung yang ia bawa jatuh entah kemana. Tak lama kemudian
tubuhnya dan tubuh arisa basah diguyur air hujan.
“Tidak.. tidak mungkin,
aku tidak bisa hidup tanpanya Tuhann...”batin Ariko
Hujan bertambah deras disertai petir, bumi seakan merasakan
kesedihan Ariko saat ini, Ariko menangis bersama air hujan yang turun tambah
deras.
Tiba-tiba saja sebuah lampu mobil datang dari arah utara, dan
beberapa detik kemudian menabrak tubuhnya dan tubuh Arisa yang ada di
dekapannya.
Darah dan air hujan bercampur jadi satu, dan seketika tempat
kecelakaan itu di penuhi oleh orang-orang yang mencoba menyelamatkan Ariko dan
Arisa.
Tuhan memang adil...
Jika dia mengambilmu, maka dia juga
akan mengambilku
Setiap hari aku berdoa pada-Nya,
untuk menyatukan kita dimanapun kita berada
dan doakupun terkabul
sampai maut memisahkan kita, kita
tetap bersama
saling bergandengan tangan
AKU MENCINTAIMU, ARISA
Ariko
Hiroyoshi
_The Rain_


0 komentar:
Posting Komentar