Sabtu, 15 Agustus 2015

THE RAIN



THE RAIN



 






Kediri, 5 januari 2012

Hujan...

Lagi. Aku terdiam memandangi hujan yang turun di pagi hari ini.

Aku sangat suka sekali memandangi hujan yang turun membasahi bumi. Juga sangat suka mendengar bunyi hujan yang membentuk sebuah melody, sangat menenangkan pikiran bagiku.

“kau sedang apa ?”,tanya seorang yang berdiri di belakangku.

Sudah sering sekali aku mendengar pertanyaan tersebut,namun lagi-lagi aku hanya diam tak mengeluarkan sedikit suarapun.

Helaan nafas panjang terdengar di belakangku.

“kau marah padaku ?”,tanyanya lagi.

Kali ini aku menjawab pertanyaannya hanya dengan sebuah gelengan.

“kau sudah makan ?”,tanyanya. Lagi.

Aku mengangguk.

“baiklah,aku tidak bisa berlama-lama disini aku harus segera ke sekolah, setelah pulang aku akan kesini lagi, aku pergi dulu..”

Dia mendekat kearahku lalu mencium pelipisku,kemudian berlalu pergi dari kamarku.

Ariko Hiroyoshi. Nama laki-laki barusan,laki-laki yang selama 6tahun ini sudah bersedia menjadi kekasihku. Aku sangat mencintainya walaupun aku jarang bersikap manis kepadanya.

Umurku baru 18 tahun, tapi sekarang aku harus duduk diam di kursi roda, memutuskan sekolahku yang seharusnya sekarang aku duduk di bangku SMA tingkat akhir, kelas 12.

Kehidupanku berubah sejak 4 tahun yang lalu, dan sejak saat itu aku mulai membenci hidupku, walaupun sebenarnya aku masih bisa melakukan aktivitas manusia sehari-hari, namun itu hanya beberapa menit saja karena selanjutnya aku akan jatuh pingsan. Jantungku akan selalu berdebar 2x lebih cepat dari orang normal yang baru saja melakukan aktivitas. Dan aktivitas yang selama ini aku jalani hanya duduk diam di kursi atau tidur di tempat tidurku. Setelah mengetahui penyakit ini, aku jarang sekali mengajak orang berbicara ataupun keluar rumah untuk menikmati dunia luar. Aku lebih suka berdiam diri di kamarku sambil memikirkan sesuatu yang tak penting.

Menjijikan !

Mungkin kata itu yang pantas di sematkan padaku. Wajahku sudah tidak segar seperi orang normal biasanya, hanya ada warna putih pucat seperti mayat hidup jika kau memandang wajahku, ahh bukan hanya wajah tapi juga seluruh kulit tubuhku.

Terkadang aku heran kenapa Ariko masih mau berpacaran denganku, padahal Ariko termasuk laki-laki yang tampan menurutku, dia bisa saja dengan mudah mencari perempuan lain yang lebih segalanya daripada aku. Tapi jauh di dalam hatiku aku sangat bersyukur mempunyai seorang kekasih yang sangat setia kepadaku dengan keadaanku yang seperti ini. Dialah salah satu penyemangatku untuk tetap bertahan hidup.

Tiba-tiba saja pikiranku menerawang jauh pada 4 tahun yang lalu....

.

Kediri,18 Desember 2007

“arisaa.. arisaa. Arisaa...”,suara riuh penonton terus saja memanggil namaku.

Aku membalas sorak riuh penonton hanya dengan sebuah senyuman, lalu membungkukkan badan sebagai tanda hormat lalu pergi meninggalkan panggung.

“tadi kau benar-benar mengagumkan sayang”,ucap Ariko mengomentari penampilanku barusan.

“ayolahh.. kau sudah sering sekali melihatku bernyanyi seperti itu..”,jawabku acuh tak acuh

“tapi tetap saja, suaramu begitu indah hingga menyentuh hati..”

“aku pernah memberitahumu jika aku membenci suaraku, kau ingat ?”

“yaa, tapi bagaimanapun itu anugerah Tuhan untukmu, seharusnya kau bangga mempunyai suara yang bagus seperti itu banyak orang diluaran sana yang ingin mempunyai suara indah sepertimu sayang..”

“aku tau, dan aku sangat bersyukur mempunyai suara seperti ini, kaukan juga tau apa yang membuatku sangat membencinya ?”

“iyaa, bisakah kau berfikir bahwa kau melakukan ini untuk membuat orangtuamu bangga ?”

“yaa, tapi aku memiliki banyak sekali penghargaan yang sudah aku dapat,bahkan aku menjadi salah satu siswa terbaik di bidang akademik, apa mereka tidak bangga pada prestasiku itu ? apa hanya dengan menyanyi saja mereka akan bangga padaku ?”

“kenapa kau sangat membenci menjadi penyanyi ? padahal menurutku disaat menyanyi kau sangat cantik sekali..”

“aku tidak membencinya, hanya saja aku marah pada orang tuaku yang sangat-sangat menuntutku untuk menjadi penyanyi yang handal, menyuruhku latihan tiap hari melebihi batas tenagaku, aku lelah Ariko..kaukan juga tau menyanyi bagiku adalah hobi, aku tidak ingin menyanyi sebagai karirku masa depan..”

“ya mungkin mereka berfikir bahwa menjadi penyanyi terkenal seperti sekarang ini baik untuk masa depanmu nantinya..”

Aku tesenyum masam.

“sekarang aku tidak yakin, apakah orangtuaku benar-benar menyayangiku..”

“tentu saja mereka menyayanimu, jika tidak kau tidak akan bisa tumbuh sehat seperti sekarang ini”

“kau yakin aku sehat ? aku sendiri saja tidak yakin bahwa tubuhku sehat”,ucapku sinis.

Aku sudah tidak sanggup, mataku panas menahan air mata, dan tiba-tiba saja meleleh melewati pipiku. Ariko menarikku dalam pelukannya dengan lembut.

“sudahlah, jangan menangis sayang.. maafkan aku, tidak seharusnya aku mengajakmu berdebat tentang hal ini..kau pasti lelah”

“jika saja Tuhan mengabulkan permitaanku dengan cepat ? maka aku akan memintanya untuk mengganti suaraku dengan suara yang biasa-biasa sajaa..”

“kau taukan itu permintaan yang konyol.. sudah jangan menangis, kau jelek saat menangis”

Ariko menghapus air mataku dengan lembut seakan takut menyakiti pipiku.

“Tuhan, terimakasih telah mengirimkan seseorang yang sangat baik seperti malaikat ini..”

“heii lihat ke jendela...”,seru Ariko tiba-tiba.

Mataku berbinar saat melihat hujan turun membasahi semua isi bumi.

“bagaimana kalau kita hujan-hujan?”,usulku

“tapi setelah ini kau masih ada jadwal menyanyi..”

“biarkan saja jadwalnya, ayoo”

Kami berdua bergandengan tangan siap menembus guyuran air hujan. Menikmati air yang mulai membasahi tubuh kami. Aku maupun Ariko sangat menyukai hujan entah apa alasannya, kami berduapun tidak tau.

_The Rain_

Kediri,9 Desember 2008

“lihat disana, ada Ariko dan Arisa...”

“ya Tuhan mereka serasi sekali, yang satu cantik dan yang satu tampan..”

“mereka juga sama-sama pintar..”

“aku iri sekali melihat merekaa..”

Itulah beberapa komentar dari beberapa siswa saat aku dan Ariko berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah untuk menuju ke kelasku yaang berada di lantai 3.

“kau dengar apa yang mereka katakan tadi ?”,bisikku sepelan mungkin pada Ariko yang di sebelahku.

“hmm,kenapa ? bukankah sudah biasa ?”

“iyaa, tapi apakah mereka tidak bosan ?setiap hari mengomentari kita seperti itu ?”

“entahlah aku juga tidak tau..mungkin itu hobi mereka..”,jawab Ariko asal

“kita ini hanya murid biasa sama seperti mereka, kenapa setiap harinya kita selalu di bicarakan dan di banggakan layaknya putri raja saja..”

“ohh kau benar sayang, kau memang pantas di panggil putri, kecantikanmu hampir sama dengan Putri Diana..”

“berhenti menggombal, semua orang juga tau bahwa Putri Diana lebih cantik daripada aku..”

“bagiku kaulah yang paling cantik, setelah ibuku tentunya..”

“sudahlah berhentilah menggombal, kau tidak tau wajahku sudah semerah tomat sekarang ?”

“haha, oke oke...”

“kau ada rencana apa di akhir tahun ini ?”,tanya Ariko

“entahlah, aku mengharapkan kekasihku mengajakku kencan di akhir tahun nanti”

“ohh benarkah ? apakah aku boleh tau laki-laki tampan mana yang menjadi kekasihmu nona ?”

“yang jelas bukan laki-laki yang sedang berada di sebelahku sekarang ini..”

Aku langsung meninggalkan Ariko setelah selesai megucapkan kalimat tadi.

“tunggu ? ‘bukan laki-laki yang sedang berada di sebelahku sekarang ini’ berarti itu aku ? astagaa Arisaaa !!!!”,teriak Ariko setelah sadar apa maksud ucapanku tadi.

 _The Rain_

Kediri, 31 desember 2008

“malam cantikk...”

“malam ..”

“siap untuk berkencan di akhir tahun ini ?”

“selalu siap jika denganmu..”

Arisa dan Ariko langsung bergegas menikmati kota Kediri di hari terakhir tahun 2008 ini.

“kita mau kemana ?”,tanya Arisa

“ke alun-alun kota, ada pertunjukkan kembang api tengah malam nanti..”

“pasti cantik..”

“tidak, pasti lebih cantik dirimu”

“mulai lagi menggombalnya”

Tiba-tiba saja kepalaku  terasa berdenyut-denyut pandanganku sedikit mengabur. Aku mencengkeram kuat lengan Ariko.

“heii, kau kenapa sayang ?”,tanya Ariko cemas

“entahlah, kepalaku tiba-tiba saja pusing..”

“baiklah kita duduk dulu..mungkin kau kecapekan”

Aku terdiam memikirkan sesuatu, sebenarnya aku sudah cukup lama merasakan pusing ini, dan beberapa minggu terakhir ini aku seringkali mimisan ,aku juga merasa tiap hari tubuhku semakin lama semakin lemah, tubuhku mudah sekali merasa lelah. Aku berfikir semua ini karena aku terlalu banyak kegiatan di sekolah, tapi ternyata dugaanku salah. Malam tahun baru 2008 ini menjadi awal keburukan di hidupku.

.

Aku tersenyum masam mengingat memori itu.Arisa yang dulu adalah seorang penyanyi terkenal yang sangat di sanjung-sanjung orang, dan yang sekarang adalah Arisa yang sakit-sakitan. Ingin sekali rasanya aku meyalahkan kedua orangtuaku yang terlalu menuntutku untuk menuruti kemauan mereka sampai aku lupa dengan kondisi tubuhku.

 Ya Tuhan, seandainya aku lebih cepat mengetahui penyakitku ini mungkin masih ada harapan untuk sembuh bagiku. Tiba-tiba saja setetes cairan menetes dari hidungku. Darah ! hidungku berdarah lagi. Segera aku mengelapnya sebelum ada orang lain yang melihatnya. Aku tidak mau di anggap lemah karena penyakit bodoh ini ! kanker darah.

_The Rain_

Kediri, 7 februari 2012

“janganlah kau tinggalkan diriku takkan mampu ku hadapi semua hanya bersamamu ku akan bisa.... kau adalah darahku..kau adalah jantungku.. kau adalah hidupku lengkapi diriku, oohh sayangku kau begitu SEMPURNAAA...”

Mataku berkaca-kaca mendengar Ariko menyanyikan lagu sempurna, seharusnya aku yang bernyanyi lagu tersebut karna aku merasa aku tidak mampu menjalani hidupku tanpa dirinya,

Tuhann...

Aku mohon beri aku sedikit waktu lagi untuk melihat senyumnya..

Beri aku sedikit waktu lagi untuk menikmati waktu bersamanya..

“kau tau ? mengenalmu adalah anugerah yang paling indah yang di berikan Tuhan untukku, aku berharap kita akan selalu bersama selama-lamanya, aku sangat mencintaimu Arisa..”

Perkataan Ariko barusan membuat air mataku yang sudah berada di ujung mataku jatuh, aku menangis.. antara sedih dan senang. Senang karena mengetahui Ariko sangat mencintaiku meski keadaanku begini, sedih karena aku yakin sebentar lagi umurku akan berkhir. Bukannya aku mendahului takdir hanya saja perasaanku sudah mengatakannya. Entahlah aku tidak ingin memikirkan kematian sekarang ini.

Aku merentangkan kedua tanganku, dan Ariko yang sudah tau apa maksudku, langsung mendekapku dalam pelukannya.

Pelukan ini... pelukan yang membuatku aman dan nyaman, bagaimana bisa aku hidup tanpa pelukan ini.. ohh Tuhannn...

_The Rain_

Kediri, 4 maret 2012

“selamat tanggal 4 maret yang ke 7 sayangg...”

Ariko berbisik tepat di telingaku, yaa hari ini adalah hari jadian hubungan kami, tidak terasa sudah 7 tahun ariko setia bersamaku.

Ariko menyodorkan 2 bunga yang berbeda kepadaku 1 bunga tulip merah dan 1 bunga tulip putih. Kenapa tulip?

Aku mengernyit bingung sambil mengambil bunga tersebut ditangannya, karena biasanya ariko hanya memberiku 1 bunga saja dan itu mawar merah, lalu kenapa sekarang jadi bunga tulip?

“bunga tulip merah melambangkan perasaan cinta sejati seseorang sedangkan bunga tulip putih itu melambangkan permintaan maaf, aku ingin meminta maaf padamu jika selama 7 tahun ini aku selalu membuatmu kesal dan marah, tolong maafkan aku..”

Ya Tuhan... apa laki-laki ini tidak sadar jika selama ini aku yang selalu membuatnya kesal dan marah karena sifat-sifatku yang tidak masuk akal ini ?

Aku menarik tangan Ariko dengan lembut, lalu memberikan 1 kecupan di pipi kanannya. Itu yang hanya bisa kulakukan untuk mengucapkan terima kasih.

Tiba-tiba saja kepalaku pusing, aku serasa di putar-putar di bumi,

Apakah kau akan menjemputku sekarang Tuhann ?

Aku mencengkeram lengan Ariko dengan kuat, seperti tau apa yang aku rasakan, dia langsung menggendongku ke tempat tidurku. Lalu dia keluar dari kamarku, beberapa menit kemudian dia datang dengan membawa obatku dan segelas air putih.

“cepatlah sembuh, aku juga merasakan sakit saat melihatmu kesakitan seperti tadi.. Aku mencintaimu Arisa”

Meskipun samar-samar aku masih bisa mendengar apa yang di ucapkan Ariko barusan. Sebelum akhirnya obat bius ini menguasai tubuhku.

_The Rain_

Kediri, 19 mei 2012

Tidak ada lagi hal yang paling indah di dunia ini bagiku, kecuali bisa berdua mengahabiskan waktu dengan Ariko. Menyandarkan kepalaku di bahunya, dan saling menautkan jari-jari kami dalam satu genggaman. Siang ini, aku dan ariko duduk berdua di kursi santai yang menghadap jendela di kamarku, memandangi hujan yang turun bersama.

“kau tau kenapa Tuhan menciptakan tangan untuk manusia ?”,tanya Ariko

Aku hanya diam sambil menatapnya bingung.

“tangan kita bukan hanya untuk makan, atau mengambil suatu barang, tapi tangan kita ini juga bisa berguna untuk seseorang”

Lagi. Aku menatapnya bingung, sebenarnya apa maksud ucapannya itu.

“entah sadar atau tidak, tangan kita ini bisa menjadi kekuatan untuk orang lain, biasanya orang yang sedang tertimpa suatu masalah akan menggenggam tangan orang yang mereka sayangi agar mereka bisa kuat menghadapi masalah.. karena hanya dengan sebuah genggaman dari tangan orang yangkita sayang, masalah yang kita hadapi akan seolah-olah menjadi ringan dan bisa terelesaikan..”

Yaa.. dia benar,terkadang aku juga melakukan hal itu padanya saat aku merasa hidupku sia-sia.

“ariko..”,panggilku

Ariko sedikit tersentak saat mendengar panggilanku, aku tau akan begitu responnya, wajar saja 2 tahun ini dia berkomunikasi denganku dan aku hanya diam saja tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Meskipun begitu Ariko tidak marah kepadaku, justru dia semakin perhatian kepadaku.

“yaa sayang ?”, jawab Ariko akhirnya, meskipun sedikit lama.

“aku ingin hujan-hujan..”

“apa ? jangan bercanda sayang, tentu aku tidak bisa mengabulkannya”

“aku mohon, sekali ini saja.. aku ingin hujan-hujan”,ucapku memohon pada Ariko.

“tidak, kau akan sakit jika hujan-hujan..”

“aku memang sudah sakit”,jawabku sakartis

Ariko keluar dari kamarku, sepertinya dia sedang meminta izin pada orang tuaku, beberapa menit kemudian Ariko kembali masuk ke kamarku.

“baiklah, tapi kita memakai payung”

Aku mengangguk semangat, aku mengulurkan tanganku, dan Ariko langsung menggandeng tanganku lalu kita berjalan bersama.

.

Aku akan selalu mengingat moment ini, dimana aku bisa berjalan di bawah guyuran hujan berdua dengan Ariko, akhirnya setalah 4tahun yang lalu, aku dapat kembali melihat indahnya dunia bersama dengan Ariko.

“Ariko ?”, panggilku.

Aku menghentikan langkahku, Ariko pun juga berhenti.

“ada apa sayang? Kau lelah ?”,tanyanya panik

Aku menggeleng lalu memberikan senyum manisku.

“terimakasih 7 tahun ini kau selalu setia bersamaku, menjadi tanganku, menjadi mulutku, menjadi mataku.. kau tau,meskipun aku tak pernah mengucapkannya aku berharap kau tau bahwa aku sangat mencintaimu, menjadi kekasihmu selama 7 tahun adalah hal terindah yang pernah di berikan Tuhan kepadaku.. maafkan aku jika selama ini aku mengacuhkanmu, tapi sungguh aku tidak pernah bermaksud begitu, sekali lagi aku mencintaimu Ariko Hiroyoshi..”

Ariko terpana mendengar ucapanku.

“aku juga mencintaimu Arisa, selamanya akan selalu mencintaimu..”ucap Ariko.

Lalu memberikanku sebuah kecupan di dahiku. Lalu ia menarikku ke dalam pelukannya.

Tuhan terimakasih sudah mengizinkanku mencintainya selama 7 tahun ini, bagiku dia adalah anugerah terindah yang pernah ku dapatkan. Jaga dia untukku Tuhan, aku mencintainya meskipun tidak sebesar rasa cintaku padamu Tuhan.

Tiba-tiba saja aku merasa kepalaku pusing, badanku tiba-tiba melemas, tanganku yang memeluk ariko tiba-tiba saja mengendor.

Inilah waktunya.............

Dan nafas terakhirku ada di dalam pelukan Ariko.

.

Ariko yang merasa pelukan Arisa mengendor segera memeriksa kondisi kekasihnya tersebut, dia langsung panik ketika mengetahui Arisa sudah tidah bernafas lagi, payung yang ia bawa jatuh entah kemana. Tak lama kemudian tubuhnya dan tubuh arisa basah diguyur air hujan.

“Tidak.. tidak mungkin, aku tidak bisa hidup tanpanya Tuhann...”batin Ariko

Hujan bertambah deras disertai petir, bumi seakan merasakan kesedihan Ariko saat ini, Ariko menangis bersama air hujan yang turun tambah deras.

Tiba-tiba saja sebuah lampu mobil datang dari arah utara, dan beberapa detik kemudian menabrak tubuhnya dan tubuh Arisa yang ada di dekapannya.

Darah dan air hujan bercampur jadi satu, dan seketika tempat kecelakaan itu di penuhi oleh orang-orang yang mencoba menyelamatkan Ariko dan Arisa.

Tuhan memang adil...

Jika dia mengambilmu, maka dia juga akan mengambilku

Setiap hari aku berdoa pada-Nya,

 untuk menyatukan kita dimanapun kita berada

dan doakupun terkabul

sampai maut memisahkan kita, kita tetap bersama

saling bergandengan tangan

AKU MENCINTAIMU, ARISA

                                                  Ariko Hiroyoshi

_The Rain_


0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo